Saat ini insiden anti Kekristenan semakin meningkat di Israel, dibawah pemerintahan sayap kanan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Pelecehan terhadap pemuka agama Kristen dan pengrusakan tempat-tempat ibadah yang dilakukan kelompok ekstrem, seperti mendapat dukungan otoritas pemerintahan. Pierbattista Pizzaballa, pemimpin gereja Katholik di Jerusalem sangat prihatin terhadap situasi politik di Israel. Kelompok Minoritas Kristen semakin banyak dirugikan dan diserang oleh kelompok ekstrem Yahudi ditempat dimana Kekristenan dilahirkan.
Masyarakat Kristiani Hidup Dalam Tekanan Pemerintahan Israel





Sekitar 15.000 penganut Kristen yang sebagian besar warga Palestina di kota Yerusalem sedang mengalami penderitaan dan tekanan akibat perlakuan dan serangan kelompok ekstrem. Kejadian ini frekuensinya semakin meningkat. Masyarakat Kristiani tidak merasakan lagi perlindungan dari pihak pemerintah. Bahkan mereka melihat pembiaran terjadi saat penyerangan kepada tempat ibadah mereka.
Yusef Daher dari lembaga antar gereja mengamati perkembangan situasi di Israel semakin buruk dalam satu dekade ini. Lembaga ini melakukan koordinasi dengan berbagai denominasi gereja. Seringkali kejadian vandalisme terhadap gereja dan serangan kepada pendeta Kristen tidak terlaporkan. Menurut datanya sejak Januari hingga Maret telah terjadi 7 insiden serius. Para pemimpin gereja menuduh kaum ekstremis Israel ada dibalik semua peristiwa ini.
Eskalasi kejadian terus meningkat, pada bulan Maret lalu dua orang Israel memasuki Basilica disamping taman Gethsemane dan menganiaya seorang imam. Kelompok ekstrem juga melakukan pengrusakan patung Kristus dengan memecahkan patung-patung tersebut. Mereka juga mengkhawatirkan kebijakan kebebasan beragama yang mulai terusik di Israel.