Bagi mereka penikmat makanan khas Nusantara tentu akan berbagi pengalaman kuliner mereka ketika berada di Cirebon, Jawa Barat. Dan bagi yang senang mengunjungi obyek wisata akan bercerita tentang kesan mereka melihat destinasi tersebut. Kedua pengalaman ini terangkum dalam kisah perjalanan sebuah kelompok panduan suara gereja yang memanfaatkan keunikan kota udang. Kelompok yang terdiri dari berbagai usia mulai anak-anak hingga lansia telah menikmati wisata kuliner seharian penuh (pulang pergi 1 hari).
Ada Apa Di Cirebon?





Perjalanan Jakarta - Cirebon dengan transportasi darat seperti Bis, memakan waktu kurang lebih 4 jam. Di bulan puasa jalur darat ke Cirebon relatif lancar dan sepi. Oleh karena itu rombongan paduan suara sepakat berangkat jam 6 pagi agar dapat tiba di Cirebon jam 10 pagi. Dengan demikian rombongan akan memiliki waktu lebih leluasa menikmati makanan legendaris Cirebon, nasi jamblang. Menu khas ini tetap bertahan sejak jaman Belanda. Nasi jamblang terdiri dari nasi putih dengan lauk pilihan seperti paru sapi goren, tahu sayur, sambal goreng, perkedel, sate kentang, telur dadar atau telur balado, semur ikan, ikan asin, tahu, dan tempe.
Pada dasarnya makanan ini tidak berkuah sehingga mereka yang tidak terbiasa dengan makan kering perlu menyiapkan minuman agar tidak tersedak. Makanan ini disajikan dengan piring rotan beralaskan daun jati. Walaupun dibulan Ramadhan pemilik restoran dapat melayani secara khusus rombongan yang sudah memesannya dari jauh-jauh hari.
Jika rombongan tiba ditempat jam 10.00 pagi memang terlalu dini untuk menikmati nasi jamblang. Seperti pengalaman rombongan paduan suara gereja, mereka merasa belum saatnya makan siang atau makanan berat seperti nasi. Untuk memanfaatkan waktu lebih optimal maka selesai kuliner nasi jamblang kita dapat melanjut ke pasar Batik Cirebon.
Batik yang ada di wilayah Cirebon erat kaitannnya dengan Kesultanan yang ada disekitarnya antara lain Kesultanan Kasepuhan dan Kesultanan Kanoman. Khas motif batik Cirebon di kelompokkan menjadi ornamen batik Pesisiran dan batik Keraton. Ornamen batik keraton termasuk dalam batik klasik, misalnya motif paksi naga liman, megamendung, patran keris, singa payung, singa barong dlsb. Batik Trusmi amat populer sehingga banyak wisatawan membelinya sebagai buah tangan khas dari Cirebon.
Di Pasar Batik sebagaimana yang dialami oleh kelompok paduan suara, sebaiknya berbelanja ke pasar Batik. Walaupun banyak Mall yang memamerkan produk batik dengan harga promosi, di pasarpun juga tersedia pilihan menarik dengan harga terjangkau. Selain pasar Batik disana juga terdapat Musium Batik Cirebon yang berdampingan dengan pasar tersebut. Tanpa harus membayar tiket masuk kita akan mendapat informasi sejarah Batik Cirebon lebih detil. Selain itu juga para pengrajin batik akan menunjukkan pengunjung proses pembuatan batik tulis.
Selanjutnya rombongan wajib menikmati kuliner populer Cirebon yaitu Empal Gentong. Kuliner ini sangat digemari warga dan juga pendatang dari berbagai wilayah nusantara. Makanan khas Cirebon terpopuler ini berupa irisan daging dan jeroan sapi berkuah santan bumbu kuning ditambah rempah seperti daun salam, daun jeruk, serai geprek, dan lengkuas. Bagi sebagian lansia seperti kelompok paduan suara, mereka menghindari jeroan tetapi memilih irisan daging yang empuk dan gurih. Penikmat dapat memilih nasi atau lontong pendamping makanan yang berkuah ini. Ditambah lagi dengan krupuk kulit yang dicelupkan kedalam kuah kuningnya.
Dengan eksplorasi kuliner Cirebon seperti ini tidaklah lengkap jika belum mengunjungi kampung Sabin, lokasi yang bernuansa Bali. Seperti rombongan paduan suara ini juga memanfaatkan lapangan terbuka untuk acara membangun kesehatian anggotanya. Melalui permainan dan renungan maka puncak kegiatan wisata kuliner menjadi lebih komplit. Kampung Sabin merupakan destinasi wisata kuliner, telah menyulap sekitar satu hektar persawahan menjadi tempat wisata mirip di Ubud, Bali. Kampung ini terletak di Desa Sindangjawa, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon.
Akhirnya dari sinilah rombongan mengakhiri paket perjalanan dan sekaligus menikmati makan malam dalam suasana perbukitan sebelum rombongan berangkat kembali ke Jakarta.