TEHERAN-SBN.
Mantan pejabat negosiator nuklir Iran yang sekaligus ulama, Hassan Rouhani dilantik secara resmi sebagai presiden Iran dengan masa jabatan empat tahun, Ahad (4/8/2013). Presiden baru berusia 64 tahun itu tercatat sebagai presiden Iran ketujuh. Sebelumnya, politisi sekaligus ulama, Hassan Rouhani yang berusia 64 tahun itu menang dalam pemilihan presiden (pilpres) Iran pada Minggu (16/6/2013).
Pengambilan sumpah jabatan Hassan Rouhani dilakukan secara militer dan dihadiri oleh 10 presiden dari negara di jazirah Arab, sejumlah pejabat tinggi luar negeri, para pejabat pemerintah, serta para duta besar. Pengukuhan Hassan Rouhani sebagai orang nomor satu di Iran dilakukan setelah turun dukungan formal dari pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Tugas sebagai presiden Iran saat ini tidaklah mudah. Teheran tengah dihadapkan pada sejumlah tantangan maha berat, di antaranya program nuklir Iran yang terus-menerus mendapat kecaman dari negara-negara Barat hingga embargo yang dijatuhkan pada Iran. Progam nuklir Iran diyakini bertujuan membuat senjata pemusnah massal. Namun, berkali-kali pula Iran menegaskan tudingan itu keliru karena program nuklirnya ditujukan untuk program kesehatan dan sumber energi.
Lantaran embargo internasional tersebut, perekonomian Iran kini mulai tertatih. Dunia internasional mengisolasi negara Islam itu kerena kekerasan sikapnya. “Target utama pemerintahan saya adalah menyelamatkan perekonomian Iran dan membangun hubungan bilateral dengan negara-negara di dunia. Pemerintahan saya akan mengambil langkah fundamental dalam mengevaluasi posisi Iran berdasarkan kepentingan nasional dan mencabut sanksi yang menindas,” tutur Hassan Rouhani, Minggu (4/8/2013). “Iran membutuhkan tekad nasional untuk menjaga jarak dengan para ekstremis. Tidak hanya itu, pemerintah juga akan mengonsentrasikan pada penegakan aturan hukum,” tambah Hassan Rouhani.
Pemimpin Agung Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengaku cukup puas dengan terpilihnya Hassan Rouhani sebagai presiden Iran yang baru. Terpilihnya Hassan Rouhani juga telah mengirimkan ‘pesan jelas’ kepada dunia. “Ada pesan yang cukup jelas dalam memilih seorang individu yang kompeten lebih dari tiga dekade terbentuknya negara Islam Iran,” ujar pemimpin tertinggi, Ayatollah Ali Khamenei dalam keterangan tertulisnya, Minggu (4/8/2013).
Sampai saat ini, Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa belum mencabut embargo terhadap Iran atas program nuklir yang dijalankannya. Sanksi embargo tersebut, tak ayal, menjadi pukulan telak bagi perekonomian Iran saat ini.
Setelah lebih dari dua tahun embargo dijatuhkan, inflasi di Iran naik sampai lebih dari 45%. Mata uang Iran bahkan sampai kehilangan 70% nilainya terhadap dollar AS dan angka pengangguran menyentuh dua digit. Perekonomian Iran semakin panas setelah mantan Presiden Mahmod Ahmadinejad dituding oleh para kritikus telah salah mengelola uang minyak dalam jumlah yang cukup besar.
“Terhadap rentetan masalah itu, Iran saat ini sangat mengharapkan stabilitas di berbagai bidang. Teheran juga ingin menghapus segala kekhawatiran dan hambatan yang akan dihadapi di masa mendatang,” tukas mantan pejabat negosiator nuklir Iran yang sekarang menjadi Presiden Iran terpilih, Hassan Rouhani. (afp)