JAKARTA-SBN.
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) ke-22, Jenderal Polisi Drs. Sutarman meminta masyarakat untuk tidak terpengaruh isu yang berkembang soal pemilihan umum atau pemilu legislatif (pileg) pada Rabu (9/4/2014) yang akan berjalan rusuh. Menurut mantan Kabareskrim tersebut, isu rusuh tersebut tidak benar. “Kami berusaha agar tidak ada kerusuhan dan sampai sekarang tidak ada tanda-tanda itu. Isu rusuh itu tidak benar,” tandas Kapolri Jenderal Polisi Sutarman dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Senin (7/4/2014).
Menurut mantan Kapolda Metro Jaya ini, hal tersebut terlihat dari kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat selama kampanye rapat umum terbuka hingga masa tenang yang tetap kondusif.
Sedangkan berbicara masa kampanye, menurut mantan ajudan Presiden RI (2000-2001) menilai, masa kampanye hingga masa tenang hari ini berlangsung tertib di seluruh Indonesia. Untuk itu Kapolri menyatakan terimakasih kepada seluruh masyarakat Indonesia.
“Kendati memang ada beberapa kejadian menonjol, seperti penembakan di Aceh, dimana umumnya berkaitan dengan motif politik, lalu penembakan di perbatasan Papua, dan pembakaran gedung KPUD Sumba Barat Daya di NTT,” sambung mantan Kapolda Kepri (2005-2008).
Sebelum kampanye, Polri menangani 45 kasus pidana pemilu, yaitu 7 kasus penyidikan, 23 lasus P-21, dan 14 kasus di SP-3. Sedangkan selama masa kampanye, Polri menangani 38 kasus, yaitu 34 kasus sedang disidik dan 4 kasus P-21.
Kendati begitu, mantan Kapolwiltabes Surabaya Polda Jatim (2004-2005), Jenderal Polisi Sutarman memastikan pihaknya telah siap mengamankan pileg dalam skenario apapun. Bahkan dalam skenario terburuk hingga kondisi darurat. Mantan Kapolda Jabar (2010-2011) ini menyatakan bahwa pihaknya menyiapkan skenario jika keadaan benar-benar rusuh. “Polri tentu telah menyiapkan untuk mengantisipasi semua skenario. Polri tentu akan prediksi yang terjelek. Jadi kita memang telah siapkan (pengamanan) tahapan Pemilu ini sampai kondisi kontijensi (darurat). Tapi kita berupaya supaya tidak ada kerusuhan, dan sampai sekarang tidak ada tanda-tanda kerusuhan. Isu rusuh itu tidak benar,” terang mantan Dirreskrim Polda Jatim (2003-2004), Jenderal Polisi Sutarman dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Senin (7/4/2014).
Untuk mengantisipasi hal tersebut atau kondisi kontijensi, lanjut Kapolri, Polri telah melakukan pelatihan dan persiapan kepada 253 ribu anggotanya, yang terlibat dalam operasi pengamanan Pemilu bersandi "Mantab Bhrata".
“Kami latihkan pengamanan sampai penghitungan suara nanti. Ini secara rinci dilakukan satu-persatu. Kalau sampai kontijensi, bagaimana mengatasi hal itu (keributan) juga telah dipersiapkan,” beber mantan Kapolres Bekasi Polda Metro Jaya (1999). “Saya harap pesta demokrasi jangan dijadikan ajang kekerasan tapi pendewasaan. Kita boleh beda dan menyerang argumentasi orang, tapi jangan serang pribadi seseorang,” pesan mantan Kaselapa Lemdiklat Polri (2008-2010).